Rabu, 08 April 2015

~

Saya ingat. Ketika usia saya belasan
Saya sibuk dengan... tugas sekolah, hafalan, pr, sesekali diselingi dengan kegiatan sekolah, berantem dengan teman, haha hihi sama sahabat, ngelamunin yg ditaksir, atau.. mama yg bawel memerintah untuk belajar mengerjakan atau sekedar meringankan pekerjaan rumah
Bapak yg sekuat tenaga bekerja agar sekolah kita selesai
Dan lain lain dan sebagainya

Sekarang diusia sekitar awal duapuluhan, saya mulai sibuk dengan... Pekerjaan kantor, sahabat perlahan hilang kontaknya karena mereka juga memiliki prioritas lain, undangan pernikahan mulai banyak berdatangan, beberapa teman sebaya atau yang sedikit lebih senior sudah mulai menikmati kehidupan baru sebagai a new parents
Dan tak lupa juga, kabar duka sesekali datang menghampiri

Kita bisa banyak belajar tanpa harus mengalami
Apa yg dirasakan orang terdekat kita
Menghadapi kegembiraan karena kedatangan seseorang
Menghadapi duka karena kehilangan orang yang begitu kita cintai
Belajar untuk tidak mengeluh
Belajar untuk saling mendoakan
Dan banyak lagi pelajaran yg lainnya

Tadi pagi ada orang tua salah satu teman saya yang berpulang
Padahal malamnya saya baru saja pergi ke rumah sakit untuk menjenguk ayah nya karena sudah hampir 2 minggu dirawat

Kemudian tadi pagi datang kabar bahwa ayahnya telah berpulang
Kabar tadi pagi sedikit banyak lagi lagi menghempaskan saya
Ya, kematian memang ada namun kadang kita sendiri mengabaikannya dan bertindak seolah dia tidak exist.

Orang tua nya kurang lebih seumuran dengan orang tua saya
Dan kemudian yg saya pikirkan adalah
Entah bagaimana saya kalau kalau tiba saat dimana saya harus berada di posisi itu
Bisakah?
Kuatkah?
Adakah orang orang yg menguatkan?

Kematian itu bukan untuk mereka yang pergi
Tapi untuk kita yg masih hidup
Karena akan banyak yang berubah
Tapi semua memang pasti akan berubah kan
Dan kita harus bisa menerimanya dan melanjutkan hidup kita

Tapi sekali lagi,
Ketika itu terjadi, bisakah saya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar